Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor
yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.
Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor
(E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar
daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Cara kerja transistor
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis
pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam
FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan
dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat
artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Jenis-jenis transistor
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
- Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
- Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
- Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
- Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
- Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
- Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
- Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT
(Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis
transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang
terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat
menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal
kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai
penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada
basis biasanya dilambangkan dengan β atau . β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode
dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara
fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state
dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode.
Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode",
keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan
arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode.
Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source
saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai
contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan
source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk
kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di
antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET,
polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
Transistor sambungan dwikutub
Transistor pertemuan dwikutub (
BJT) adalah salah satu jenis dari
transistor. Ini adalah peranti tiga-saluran yang terbuat dari bahan
semikonduktor terkotori. Dinamai
dwikutub karena operasinya menyertakan baik
elektron maupun
lubang elektron, berlawanan dengan transistor
ekakutub seperti
FET yang hanya menggunakan salah satu pembawa. Walaupun sebagian kecil dari arus transistor adalah
pembawa mayoritas, hampir semua arus transistor adalah dikarenakan
pembawa minoritas, sehingga BJT diklasifikasikan sebagai peranti
pembawa-minoritas.
Perkenalan
NPN BJT dengan pertemuan E–B dipanjar maju dan pertemuan B–C dipanjar mundur
Transistor NPN dapat dianggap sebagai dua diode adu punggung tunggal
anode. Pada penggunaan biasa, pertemuan p-n emitor-basis dipanjar maju
dan pertemuan basis-kolektor dipanjar mundur. Dalam transistor NPN,
sebagai contoh, jika tegangan positif dikenakan pada pertemuan
basis-emitor, keseimbangan di antara pembawa terbangkitkan kalor dan
medan listrik menolak pada daerah pemiskinan menjadi tidak seimbang,
memungkinkan elektron terusik kalor untuk masuk ke daerah basis.
Elektron tersebut mengembara (atau menyebar) melalui basis dari daerah
konsentrasi tinggi dekat emitor menuju konsentrasi rendah dekat
kolektor. Elektron pada basis dinamakan pembawa minoritas karena basis
dikotori menjadi tipe-p yang menjadikan lubang sebagai pembawa mayoritas
pada basis. Daerah basis pada transistor harus dibuat tipis, sehingga
pembawa tersebut dapat menyebar melewatinya dengan lebih cepat daripada
umur pembawa minoritas semikonduktor untuk mengurangi bagian pembawa
yang bergabung kembali sebelum mencapai pertemuan kolektor-basis. Untuk
memastikannya, ketebalan basis dibuat jauh lebih rendah dari panjang
penyebaran dari elektron. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik,
jadi sedikit sekali injeksi elektron yang terjadi dari kolektor ke
basis, tetapi elektron yang menyebar melalui basis menuju kolektor
disapu menuju kolektor oleh medan pada pertemuan kolektor-basis.
Pengendalian tegangan, arus dan muatan
Arus kolektor-emitor dapat dipandang sebagai terkendali arus
basis-emitor (kendali arus) atau tegangan basis-emitor (kendali
tegangan). Pandangan tersebut berhubungan dengan hubungan arus-tegangan
dari pertemuan basis-emitor, yang mana hanya merupakan kurva
arus-tegangan eksponensial biasa dari diode pertemuan p-n.
[1] Penjelasan fisika untuk arus kolektor adalah jumlah muatan pembawa minoritas pada daerah basis.
[1][2][3] Model mendetail dari kerja transistor,
model Gummel–Poon, menghitung distribusi dari muatan tersebut secara eksplisit untuk menjelaskan perilaku transistor dengan lebih tepat.
[4]
Pandangan mengenai kendali-muatan dengan mudah menangani
transistor-foto, dimana pembawa minoritas di daerah basis dibangkitkan
oleh penyerapan foton, dan menangani pematian dinamik atau waktu pulih,
yang mana bergantung pada penggabungan kembali muatan di daerah basis.
Walaupun begitu, karena muatan basis bukanlah isyarat yang dapat diukur
pada saluran, pandangan kendali arus dan tegangan biasanya digunakan
pada desain dan analisis sirkuit. Pada desain sirkuit analog, pandangan
kendali arus sering digunakan karena ini hampir linier. Arus kolektor
kira-kira
kali lipat dari arus basis. Beberapa sirkuit dasar dapat didesain
dengan mengasumsikan bahwa tegangan emitor-basis kira-kira tetap, dan
arus kolektor adalah beta kali lipat dari arus basis. Walaupun begitu,
untuk mendesain sirkuit BJT dengan akurat dan dapat diandalkan,
diperlukan model kendali-tegangan (sebagai contoh
model Ebers–Moll)
[1].
Model kendali-tegangan membutuhkan fungsi eksponensial yang harus
diperhitungkan, tetapi jika ini dilinierkan, transistor dapat dimodelkan
sebagai sebuah transkonduktansi, seperti pada
model Ebers–Moll,
desain untuk sirkuit seperti penguat diferensial menjadi masalah
linier, jadi pandangan kontrol-tegangan sering diutamakan. Untuk sirkuit
translinier, dimana kurva eksponensiak I-V adalah kunci dari operasi,
transistor biasanya dimodelkan sebagai terkendali tegangan dengan
transkonduktansi sebanding dengan arus kolektor.
Tundaan penghidupan, pematian dan penyimpanan
Transistor dwikutub mengalami beberapa karakteristik tundaan ketika
dihidupkan dan dimatikan. Hampir semua transistor, terutama transistor
daya, mengalami waktu simpan basis yang panjang sehingga membatasi
frekuensi operasi dan kecepatan pensakelaran. Salah satu cara untuk
mengurangi waktu penyimpanan ini adalah dengan menggunakan
penggenggam Baker.
Parameter alfa (α) dan beta (β) transistor
Perbandingan elektron yang mampu melintasi basis dan mencapai
kolektor adalah ukuran dari efisiensi transistor. Pengotoran cerat pada
daerah emitor dan pengotoran ringan pada daerah basis menyebabkan lebih
banyak elektron yang diinjeksikan dari emitor ke basis daripada lubang
yang diinjeksikan dari basis ke emitor. Penguatan arus moda tunggal
emitor diwakili oleh β
F atau h
fe, ini kira-kira
sama dengan perbandingan arus DC kolektor dengan arus DC basis dalam
daerah aktif-maju. Ini biasanya lebih besar dari 100 untuk transistor
isyarat kecil, tapi bisa sangat rendah, terutama pada transistor yang
didesain untuk penggunaan daya tinggi. Parameter penting lainnya adalah
penguatan arus tunggal-basis, α
F. Penguatan arus
tunggal-basis kira-kira adalah penguatan arus dari emitor ke kolektor
dalam daerah aktif-maju. Perbandingan ini biasanya mendekati satu, di
antara 0,9 dan 0,998. Alfa dan beta lebih tepatnya berhubungan dengan
rumus berikut (transistor NPN):
-
Struktur
Irisan transistor NPN yang disederhanakan
Kepingan transistor NPN frekuensi tinggi KSY34, basis dan emitor disambungkan melalui ikatan kawat
BJT terdiri dari tiga daerah semikonduktor yang berbeda pengotorannya, yaitu daerah
emitor, daerah
basis dan daerah
kolektor.
Daerah-daerah tersebut adalah tipe-p, tipe-n dan tipe-p pada transistor
PNP, dan tipe-n, tipe-p dan tipe-n pada transistor NPN. Setiap daerah
semikonduktor disambungkan ke saluran yang juga dinamai
emitor (E),
basis (B) dan
kolektor (C).
Basis secara fisik terletak di antara
emitor dan
kolektor, dan dibuat dari bahan
semikonduktor
terkotori ringan resistivitas tinggi. Kolektor mengelilingi daerah
emitor, membuat hampir tidak mungkin untuk mengumpulkan elektron yang
diinjeksikan ke daerah basis untuk melarikan diri, membuat harga α
sangat dekat ke satu, dan juga memberikan β yang lebih besar. Irisan
dari BJT menunjukkan bahwa pertemuan kolektor-basis jauh lebih besar
dari pertemuan kolektor-basis. Transistor pertemuan dwikutub tidak
seperti transistor lainnya karena biasanya bukan merupakan peranti
simetris. Ini berarti dengan mempertukarkan kolektor dan emitor membuat
transistor meninggalkan moda aktif-maju dan mulai beroperasi pada moda
terbalik. Karena struktur internal transistor dioptimalkan untuk operasi
moda aktif-maju, mempertukarkan kolektor dan emitor membuat harga α dan
β pada operasi mundur jauh lebih kecil dari harga operasi maju,
seringkali α bahkan kurang dari 0.5. Buruknya simetrisitas terutama
dikarenakan perbandingan pengotoran pada emitor dan kolektor. Emitor
dikotori berat, sedangkan kolektor dikotori ringan, memungkinkan
tegangan panjar terbalik yang besar sebelum pertemuan kolektor-basis
bobol. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik pada operasi normal.
Alasan emitor dikotori berat adalah untuk memperbesar efisiensi injeksi,
yaitu perbandingan antara pembawa yang diinjeksikan oleh emitor dengan
yang diinjeksikan oleh basis. Untuk penguatan arus yang tinggi, hampir
semua pembawa yang diinjeksikan ke pertemuan emitor-basis harus datang
dari emitor. Perubahan kecil pada tegangan yang dikenakan membentangi
saluran basis-emitor menyebabkan arus yang mengalir di antara emitor dan
kolektor untuk berubah dengan signifikan. Efek ini dapat digunakan
untuk menguatkan tegangan atau arus masukan. BJT dapat dianggap sebagai
sumber arus terkendali tegangan, lebih sederhana dianggap sebagai sumber arus terkendali arus, atau penguat arus, dikarenakan rendahnya
impedansi pada basis. Transistor-transistor awal dibuat dari
germanium tetapi hampir semua BJT modern dibuat dari
silikon. Beberapa transistor juga dibuat dari
galium arsenid, terutama untuk penggunaan kecepatan tinggi.
Struktur dasar transistor NPN
NPN adalah satu dari dua tipe BJT, dimana huruf N dan P menunjukkan
pembawa muatan mayoritas pada daerah yang berbeda dalam transistor.
Hampir semua BJT yang digunakan saat ini adalah NPN karena pergerakan
elektron dalam semikonduktor jauh lebih tinggi daripada pergerakan
lubang, memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Transistor
NPN terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di antara dua lapisan
tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di
keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika
tegangan basis lebih tinggi daripada emitor. Tanda panah dalam simbol
diletakkan pada kaki emitor dan menunjuk keluar (arah aliran arus
konvensional ketika peranti dipanjar maju).
PNP
Jenis lain dari BJT adalah PNP.
Struktur dasar transistor PNP
Transistor PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di antara
dua lapis semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada
moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain,
transistor PNP hidup ketika basis lebih rendah daripada emitor. Tanda
panah pada simbol diletakkan pada emitor dan menunjuk kedalam.
Transistor dwikutub pertemuan-taksejenis
Jalur dalam transistor dwikutub pertemuan-taksejenis. Penghalang
menunjukkan elektron untuk bergerak dari emitor ke basis, dan lubang
untuk diinjeksikan kembali dari basis ke emitor.
Transistor dwikutub pertemuan-taksejenis (
HBT) adalah sebuah penyempurnaan BJT sehingga dapat menangani isyarat frekuensi sangat tinggi hingga beberapa ratus
GHz. Sekarang sering digunakan dalam sirkuit ultracepat, terutama sistem RF.
[5][6]
Transistor pertemuan-taksejenis mempunyai semikonduktor yang berbeda
untuk tiap unsur dalam transistor. Biasanya emitor dibuat dari bahan
yang memiliki celah-jalur lebih besar dari basis. Ilustrasi menunjukkan
perbedaan celah-jalur memungkinkan penghalang lubang untuk
menginjeksikan lubang kembali ke basis (diperlihatkan sebagai Δφ
p), dan penghalang elektron untuk menginjeksikan ke basis (Δφ
n).
Susunan penghalang ini membantu mengurangi injeksi pembawa minoritas
dari basis ketika pertemuan emitor-basis dipanjar terbalik, dan dengan
demikian mengupansi arus basis dan menaikkan efisiensi injeksi emitor.
Injeksi pembawa menuju ke basis yang telah diperbaiki memungkinkan basis
untuk dikotori lebih berat, menghasilkan resistansi yang lebih rendah
untuk mengakses elektrode basis. Dalam BJT tradisional, atau BJT
pertemuan-sejenis, efisiensi injeksi pembawa dari emitor ke basis
terutama dipengaruhi oleh perbandingan pengotoran di antaran emitor dan
basis, yang berarti basis harus dikotori ringan untuk mendapatkan
efisiensi injeksi yang tinggi, membuat resistansioya relatif tinggi.
Sebagai tambahan, pengotoran basis yang lebih tinggi juga memperbaiki
karakteristik seperti tegangan mula dengan membuat basis lebih sempit.
Pembedaan tingkat komposisi dalam basis, misalnya dengan menaikkan
jumlah germanium secara progresif pada transistor
SiGe, menyebabkan gradien dalam celah-jalur di basis netral (ditunjukkan sebagai Δφ
G),
memberikan medan terpatri di dalam yang membantu pengangkutan elektron
melewati basis. Komponen alir tersebut membantu pengangkutan sebaran
normal, menaikkan respons frekuensi transistor dengan memperpendek waktu
pemindahan melewati basis. Dua HBT yang paling sering digunakan adalah
silikon-germanium dan aluminium arsenid, tetapi jenis semikonduktor lain
juga bisa digunakan untuk struktur HBT. Struktur HBT biasanya dibuat
dengan teknik
epitaksi, seperti
epitaksi fase uap logam-organik dan
epitaksi sinar molekuler.
Daerah operasi
Batas operasi aman transistor, biru: batas I
C maksimum, merah: batas V
CE maksimum, ungu: batas daya maksimum
Transistor dwikutub mempunyai lima daerah operasi yang berbeda, terutama dibedakan oleh panjar yang diberikan:
- Aktif-maju (atau aktif saja): pertemuan emitor-basis
dipanja maju dan pertemuan basis-kolektor dipanjar mundur. Hampir semua
transistor didesain untuk mencapai penguatan arus tunggal emitor yang
terbesar ()
dalam moda aktif-maju. in forward-active mode. Dalam keadaan ini arus
kolektor-emitor beberapa kali lipat lebih besar dari arus basis.
- Aktif-mundur (atau aktif-terbalik atau terbalik):
dengan membalik pemanjaran pada moda aktif-maju, transistor dwikutub
memasuki moda aktif-mundur. Pada moda ini, daerah emitor dan kolektor
bertukar fungsi. Karena hampir semua BJT didesain untuk penguatan arus
moda aktif-maju yang maksimal,
pada moda terbalik beberapa kaki lipat lebih rendah. Moda transistor
ini jarang digunakan, dan hanya diperhitungkan untuk kondisi kegagalan
dan untuk beberapa jenis logika dwikutub. Tegangan tembus panjar
terbalik pada basis mungkin lebih rendah pada moda ini.
- Jenuh: dengan semua pertemuan dipanjar maju, BJT memasuki
moda jenuh dan memberikan konduksi arus yang besar dari emitor km
kolektor. Moda ini berkorespondensi dengan logika hidup, atau sakelar
yang tertutup.
- Putus: pada keadaan putus, pemanjaran bertolak belakang
dengan keadaan jenuh (semua pertemuan dipanjar terbalik). Arus yang
mengalir sangat kecil, dengan demikian berkorespondensi dengan logika
mati, atau sakelar yang terbuka.
- Tembusan bandang
Walaupun daerah-daerah tersebut didefinisikan dengan baik untuk
tegangan yang cukup besar, mereka bertumpang tindih jika tegangan panjar
yang dikenakan terlalu kecil (kurang dari beberapa ratus milivolt).
Transistor dalam moda aktif-maju
Transistor BJT NPN dalam moda aktif-maju
Diagram disamping menunjukkan transistor NPN disambungkan ke dua
sumber tegangan. Untuk membuat transistor menghantar arus yang kentara
dari C ke E,
harus diatas harga minimum yang sering disebut sebagai
tegangan potong.
Tegangan potong biasanya kira-kira 600 mV untuk BJT silikon pada suhu
ruang, tetapi ini juga bisa berbeda-beda bergantung pada tipe transistor
dan teknik pemanjaran. Tegangan yang dikenakan ini membuat pertemuan
P-N bagian bawah berubah menjadi hidup dan memungkinkan aliran elektron
dari emitor ke basis. Pada moda aktif, medan listrik yang terdapat di
antara basis dan kolektor (disebabkan oleh
)
akan menyebabkan mayoritas elektron untuk melintasi pertemuan P-N
bagian atas menuju ke kolektor untuk membentuk arus kolektor
.
Elektron yang tertinggal bergabung kembali dengan lubang yang merupakan
pembawa mayoritas pada basis sehingga menimbulkan arus melalui
sambungan basis untuk membentuk arus basis,
. Seperti yang diperlihatkan pada diagram, arus emitor
, adalah arus transistor total, yang merupakan penjumlahan arus saluran lainnya
.
Pada diagram, tanda panah menunjukkan arah dari arus konvensional,
aliran elektron mengalir berlawanan dengan tanda panah. Pada moda aktif,
perbandingan dari arus kolektor-ke-basis dengan arus basis disebut
dengan
penguatan arus DC. Pada perhitungan, harga dari penguatan arus DC disebut dengan
, dan harga penguatan arus AC disebut dengan
. Walaupun begitu, ketika cakupan frekuensi tidak diperhitungkan, simbol
sering digunakan. Perlu diperhatikan bahwa arus emitor berhubungan dengan
secara eksponensial. Pada suhu ruang, peningkatan
sebesar kurang-lebih 60 mV meningkatkan arus emitor dengan faktor 10
kali lipat. Kerena arus basis kurang lebih sebanding dengan arus
kolektor dan emitor, ini juga berubah dengan fungsi yang sama. Untuk
transistor PNP, secara umum cara kerjanya adalah sama, kecuali polaritas
tegangan panjar yang dibalik dan fakta bahwa pembawa muatan mayoritas
adalah lubang elektron.
Transistor PNP dalam moda aktif-maju
Transistor PNP moda aktif
Sejarah
Transistor dwikutub titik-sentuh diciptakan pada
Desember 1947[7] di
Bell Telephone Laboratories oleh
John Bardeen dan
Walter Brattain dibawah arahan
William Shockley. Versi pertemuan diciptakan pada tahun
1948[8]. Setelah menjadi peranti pilihan untuk berbagai rangkaian, sekarang penggunaannya telah banyak digantikan oleh
FET, baik pada sirkuit digital (oleh
CMOS) ataupun sirkuit analog (oleh
MOSFET dan
JFET).
Transistor germanium
Transistor
germanium
sering digunakan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Karena transistor
jenis ini mempunyai tegangan potong yang rendah, membuatnya cocok untuk
beberapa penggunaan isyarat tegangan rendah. Transistor ini memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mengalami
thermal runaway.
Teknik produksi
Berbagai motoda untuk memproduksi transistor pertemuan dwikutub telah dikembangkan
[9].
Penggunaan
BJT tetap menjadi peranti pilihan untuk beberapa penggunaan, seperti
sirkuit diskrit, karena tersedia banyak jenis BJT, transkonduktansinya
yang tinggi serta resistansi kekuasannya yang tinggi dibandingkan dengan
MOSFET.
BJT juga dipilih untuk sirkuit analog khusus, terutama penggunaan
frekuensi sangat tinggi (VHF), seperti sirkuit frekuensi radio untuk
sistem nirkabel. Transistor dwikutub dapat dikombinasikan dengan MOSFET
dalam sebuah sirkuit terpadu dengan menggunakan proses
BiCMOS untuk membuat sirkuit inovatif yang menggunakan kelebihan kedua tipe transistor.
Sensor suhu
Karena ketergantungan suhu dan arus pada tegangan panjar maju
pertemuan basis-emitor yang dapat dihitung, sebuah BJT dapat digunakan
untuk mengukur suhu dengan menghitung perbedaan dua tegangan pada dua
arus panjar yang berbeda dengan perbandingan yang diketahui.
[23].
Pengubah logaritmik
Karena tegangan basis-emitor berubah sebagai fungsi logaritmik dari
arus basis-emitor dan kolektor-emitor, sebuah BJT dapat juga digunakan
untuk menghitung logaritma dan anti-logaritma. Sebuah diode sebenarnya
juga dapat melakukan fungsi ini, tetapi transistor memberikan
fleksibilitas yang lebih besar.
Kerawanan
Pemaparan transistor ke radiasi menyebalan kerusakan radiasi. Radiasi
menyebabkan penimbunan molekul cacat di daerah basis yang berlaku
sebagai pusat penggabungan kembali. Hasil dari pengurangan umur pembawa
minoritas menyebabkan transistor kehilangan penguatan.
BJT daya beresiko mengalami moda kegagalan yang dinamakan dobrakan
sekunder. Pada moda kegagalan ini, beberapa titik pada kepingan
semikonduktor menjadi panas dikarenakan arus yang mengalirinya. Bahang
yang ditimbulkan menyebabkan pembawa lebih mudah bergerak. Sebagai
hasilnya, bagian terpanas dari kepingan semikonduktor menghantarkan
lebih banyak lagi arus. Proses regeneratif ini akan terus berlanjut
hingga transistor mengalami kegagalan total atau pencatu daya mengalami
kegagalan.